Stroke merupakan penyebab utama kecacatan dan kesakitan. Penderita
umumnya mengalami penyumbatan otak. Para ilmuwan berupaya menemukan cara
mengatasi hal tersebut, antara lain dengan menyuntikkan obat mengandung
minyak ikan.
Tim ilmuwan dari Columbia University dan Lousiana
State University di New York, melakukan eksperimen pada tikus yang
menunjukkan bahwa obat berbasis minyak ikan yang diberikan dalam waktu
satu jam setelah serangan stroke bisa menjaga sel-sel otak yang rusak
tetap hidup.
Saat ini obat yang tersedia untuk mencegah kerusakan
otak pada pasien stroke diberikan dalam kurun waktu empat jam pasca
serangan stroke. Obat itu akan memecah sumbatan darah yang menghambat
aliran oksigen ke otak, namun tidak bisa mencegah kematian sel-sel.
Apalagi kebanyakan pasien stroke sering terlambat di bawa ke rumah sakit
sehingga fungsi otak yang mengalami kerusakan sulit pulih 100 persen.
Jika
nantinya percobaan pada tikus tersebut juga memberikan hasil sama pada
manusia, obat mengandung minyak ikan itu akan menjaga sel-sel otak tetap
hidup lebih lama. Dengan demikian pasien yang terlambat datang ke rumah
sakit akan terhindar dari kerusakan otak permanen.
Obat
tersebut, cairan yang kaya akan asam lemak omega-3 DHA, menggunakan
beberapa metode untuk menjaga sel otak tetap hidup, antara lain mengubah
gen yang memproduksi protein pelindung.
Asam lemak omega-3
sangat vital untuk fungsi otak dan dibutuhkan dalam perkembangan sistem
saraf. Kebanyakan asam lemak ini ditemukan pada ikan laut dalam yang
berlemak seperti salmon, tuna, dan makarel. Manfaat lain asam lemak ini
adalah antiperadangan yang kuat.
Terapi DHA telah menunjukkan
manfaat dalam berbagai penyakit kronik yang disebabkan oleh peradangan,
misalnya jantung koroner, asma, artritis, dan penyakit mata degenerasi
makular.
"Stroke bisa terjadi pada usia berapa pun, termasuk
pada bayi. DHA sudah dipakai secara luas sebagai suplemen harian dan
dalam sudut pandang terapeutik, kini ada harapan penggunannya dalam
terapi stroke," tulis Dr.Nicolas Bazan, salah satu peneliti.
Para peneliti berencana untuk melakukan ujicoba pada manusia secepatnya.
kompas.com
No comments:
Post a Comment